Langsung ke konten utama

Implan Chip : Akankah Manusia Setengah Robot Menjadi Nyata?

Kaum Milenial pastinya sering menyaksikan serial fiksi seru Robocop, kisah polisi robot yang bertugas membasmi kejahatan di Detroit, Amerika Serikat. Adalah Alex Murphy, sang tokoh utama yang berprofesi sebagai polisi terluka parah akibat ledakan besar saat bertugas. Untuk menyelamatkannya, Alex diijinkan oleh sang istri untuk diubah menjadi manusia setengah robot dalam sebuah Project besar. 

Kisah manusia robot lain yang tak kalah menarik ialah Iron Man, fiksi superhero yang membasmi kejahatan di setiap serialnya. Tony Stark sang tokoh utama menanamkan Arc Reactor (chip) ke tubuhnya untuk mengoperasikan daya elektromagnetik sebagai kekuatan super. Dengan bekal jubah robot dengan implant chip yang diperlengkapi persenjaaan serta turbin, Iron Man memiliki kekuatan super yang bebas terbang kemanapun ia inginkan.

Pada abad perkembangan teknologi AI atau Artificial Intelligence dunia, para ilmuwan berusaha untuk menerapkan science fiction ke kehidupan nyata seperti contohnya robot AI yang bisa bertingkah laku selayaknya manusia. Hal lainnya adalah menanamkan chip ke organ manusia untuk tujuan tertentu.

Kini beberapa Negara di Eropa dan Amerika telah menerapkan metode implant Microchip ke dalam tangan manusia. Hal ini berfungsi untuk seseorang yang ingin melakukan transaksi melalui credit card hanya dengan scan tangan ke barcode scanner. Ini memungkinkan seseorang mampu bertransaksi dengan mudah dimanapun tanpa harus membawa kartu kredit.

Beberapa minggu lalu, saya menyaksikan Channel Youtube Dr. Indrawan Nugroho, seorang Co Founder Corporate Innovation Asia (CIAS) yang membahas mengenai Elon Musk, sang CEO Space-X yang ingin menanamkan chip Neurolink pada otak manusia. Fungsi utamanya ialah menghubungkan otak manusia dengan computer, sesuatu hal yang menakjubkan  dimana nantinya manusia mampu berinteraksi dengan system computer hanya dengan perintah langsung dari pikiran.

Mekanismenya sama yakni dengan implan chip kedalam otak manusia. Dalam sebuah percobaan, neuralink sudah pernah diterapkan pada otak babi dan monyet. Hasilnya, sang kera mampu mentransfer apa yang ada di dalam pikiran lewat permainan games sebuah komputer.

Namun bukan tanpa kendala, implant microchip ini bisa juga mengakibatkan hacker mampu untuk menyadap seluruh informasi yang dimiliki seseorang yang ditanami Microchip. Hal ini bisa memicu kejahatan Cyber yakni berupa pencurian data.

Dampak lainnya diperkirakan penanaman microchip pada otak manusia bisa menimbulkan efek kesehatan pada syaraf otak. Saat ini Neuralink sendiri telah mendapat ijin dari FDA, lembaga pengawasan obat dan makanan di Amerika Serikat.

Selain Negara adidaya tersebut, kini China juga sedang berinovasi mengembangkan Neuralink yang dipercaya mampu menggerakkan syaraf manusia yang telah lumpuh. 

Neuralink juga diharapkan mampu menyembuhan yang buta supaya bisa melihat. Jadi apakah manusia setengah robot akan terwujud? Kita tungguin aja deh surprise dari bang elon.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Museum dengan Segudang Koleksi Boneka Tangan dari Berbagai Penjuru Dunia

Rasanya menyenangkan jika sejenak berjalan ke beberapa tempat yang memiliki citarasa seni yang tinggi, karena dengan demikian, sudah merefresh pikiran. Kali ini penulis meluangkan waktu untuk mengunjungi Museum Wayang yang terletak di Kota Tua, Jakarta. Awal masuk ke museum ini anda akan dihadapkan dengan Boneka Festival dengan tinggi sekitar 3 meter yang menjadi welcome bagi para pengunjung. Setelahnya, anda akan melalui lorong yang penuh dengan etalase yang berisi wayang dari dalam dan luar negeri. Keluar dari lorong, tepatnya di lantai dua terdapat banyak etalase yang menyimpan ratusan wayang dan boneka tangan dari seluruh negeri. Seketika itu rasa seni saya mulai tergugah karena estetika yang tinggi dari setiap wayang yang dipamerkan. Menurut sumber Detik.com, Wayang sendiri pertama kali digelar di Indonesia pada abad ke 10, di masa pemerintahan Raja Kahuripan yang mengisahkan cerita rakyat mengenai kisah Ramayana dan Mahabarata. Wayang diadopsi dari Boneka tangan atau Pupp

Seri Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia : Potret Kesederhanaan dan Toleransi Dunia

Pemimpin Tertinggi umat Katolik, Paus Fransiskus telah menyelesaikan perjalanan Apostolik Asia Pasifik ke Indonesia tanggal 6 September 2024 lalu. Tur ini merupakan serangkaian kunjungan selain ke Papua Nugini, Timor Leste, serta Singapura. Kedatangan Paus ke Indonesia tahun ini merupakan kali ketiga setelah Tur Paus Paulus VI pada tahun 1970, dan Paus Santo Yohanes Paulus II di tahun 1989. Pemilihan Indonesia sebagai destinasi pertama ke Asia Pasifik merupakan sesuatu hal yang menarik, mengingat Indonesia merupakan negara dengan mayoritas Muslim terbesar seluruh dunia. Kunjungan kali ini menyisakan beberapa kesan mendalam bagi banyak kalangan, pasalnya selain memberikan contoh kesederhanaan, Paus juga memberi pesan perdamaian, khususnya untuk publik Indonesia. Hal tersebut dicontohkan saat Pemimpin Hirarki tertinggi umat Katolik hanya menggunakan pesawat komersial sebagai transportasi menuju Asia. Paus menggunakan maskapai ITA Airways yang membutuhkan waktu satu hari untuk sam

Dua Aplikasi Chatbot AI yang Diunggulkan Sebagai Mesin Pengolah Informasi

Tentunya sebagai manusia modern, kita wajib mengetahui ekosistem teknologi yang berlaku saat ini. Terlebih jaman disrupsi, dimana hampir semua lini aktivitas beradaptasi dengan teknologi terbaru, seperti AI atau yang disebut "kecerdasan buatan." Seseorang yang membutuhkan akses informasi, tentunya akan mencari beberapa sumber seperti buku dan sejarah. Dengan bantuan teknologi AI, kita tidak harus bersusah payah untuk mencari sumber buku seperti keluar rumah, atau ke perpustakaan. Menggunakan AI atau Artificial Intelligence, Chatbot berfungsi sebagai mesin obrolan otomatis setiap pertanyaan dari pembaca. Seperti halnya customer service online yang mampu berdialog hingga masa kerja 24/7 (dibaca: 24 jam selama seminggu). Selain masa kerja yang lebih panjang, Chatbot mampu menggantikan posisi seorang customer service sehingga mampu memeberikan kenyamanan bagi para pengguna. Kini ada dua sumber kurasi atau pengumpul data yang sedang trending sebagai bahan referensi dalam m