Timnas Indonesia
menunjukan kemajuan performa yang sangat signifikan saat menahan imbang tim
raksasa sepakbola seperti Australia dan Arab Saudi dalam laga Kualifikasi Piala
Dunia 2026 Zona Asia. Evolusi ini lantaran pelatih Shin Tae Yong yang dianggap
sukses menerapkan strategi jitu-nya untuk pasukan Garuda.
Menurut sumber Media
Indonesia, STY berhasil melakukan revolusi fisik dan mental terhadap pemain
timnas Indonesia. Pelatih asal Korsel tersebut berani memotong para pemain
senior yang tidak disiplin, dan menggantinya dengan pemain muda.
Faktor lain dalam kebangkitan
tim nasional merah putih ialah Naturalisasi. Dengan langkah ini, Indonesia yang
tadinya hanya mampu memperlihatkan kualitas permainan saat menghadapi timnas
Asia Tenggara, kini mampu bersaing menghadapi tim raksasa dari luar area.
Sejak tahun 2020, tercatat
sedikitnya 19 pemain Naturalisasi Timnas Indonesia yang berlaga untuk ajang
internasional. Menurut sumber bola.com, keseluruhan pemain naturalisasi adalah
pemain yang memiliki garis keturunan Indonesia baik dari pihak kakek maupun
nenek mereka.
Proses rekrutmen pemain
asing ke Indonesia kali ini merupakan yang terbanyak semenjak kepelatihan Luis
Milla di tahun 2019. Proses tersebut membuahkan hasil yang maksimal ketika laga
penyisihan piala dunia kemarin, Timnas Indonesia terbukti mampu menahan imbang menghadapi
dua jagoan sepakbola dunia, Arab Saudi dan Australia pada kualifikasi Piala
Dunia 2026 Zona Asia.
Walau demikian, pemain
lokal masih mendapatkan tempat prestis di Line Up Garuda, seperti diantaranya
Witan Sulaeman, Ernando, Rizki Ridho, Pratama Arhan, Marselino Ferdinand, Ricky
Kambuaya, dll.
Pada Kualifikasi Piala
Dunia 2026 Zona Asia, Line Up besutan Shin Tae Yong mampu menahan imbang Arab
Saudi dengan skor 1-1, dan Australia dengan skor 0-0. Dengan demikian untuk
sementara Indonesia berada di posisi keempat klasemen sementara Grup C dengan perolehan
skor dua poin.
Dikutip sumber PSSI,
untuk turnamen Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia, timnas Garuda menurunkan Line
Up terbaru yang beranggotakan : Martin Paes (FC Dallas Amerika), Ernando Ari
Sutaryadi (Persebaya), Muhammad Adi Satrio (PSIS Semarang), Nadeo Argawinata
(Borneo FC), Justin Hubner (Wolverhampton Wanderers, Inggris), Rizky Ridho
(Persija Jakarta), Muhamamd Ferrari (Persija), Wahyu Prasetyo (Malut United),
Calvin Verdonk (NEC Nijmegen, Belanda), Jay Idzes (Venezia, Italia), Sandy
Walsh (KV Mechelen, Belgia), Shayne Pattinama (KAS Eupen, Belgia), Asnawi
Mangkualam (Port FC, Thailand), Pratama Arhan (Suwon FC, Korsel), Nathan Tjoe A
On (Swansea City, Inggris), Thom Haye (-), Ivar Jenner (Jong Utrecht, Belanda),
Ricky Kambuaya (Dewa United), Egy Maulana Vikri (Dewa United), Witan Sulaiman
(Persija Jakarta), Marselino Ferdinand (Oxford United, Inggris), Dimas Drajad
(Persib Bandung), Rafael Struick (ADO Den Haag, Belanda), Ragnar Oratmangoen
(FCV Dender, Belgia), Ramadhan Sananta (Persis Solo), Hokky Caraka (PSS
Sleman).
Dalam laga kontra
Australia, Marten Paes sang kiper Timnas, yang juga merupakan Man Of The Match
pada pertandingan Indonesia menghadapi Australia berkomentar tidak menyangka
akan menahan imbang Australia yang berbeda 100 peringkat dari Indonesia.
Selanjutnya dirinya
mengatakan,“Saya merasa sangat baik, kita bermain secara kolektif sampai akhir
meladeni tantangan Australia. Saya berharap ada gol untuk Indonesia, tapi 0-0
cukup bagus. Mari kita lanjutkan. Terimakasih kepada seluruh suporter Timnas
Indonesia, sampai jumpa bulan depan,” imbuhnya kepada media PSSI.
Martin juga merupakan Man
Of The Match dalam kedua pertandingan utama Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia.
Pasalnya, dirinya mampu menahan gawang Indonesia dari 19 shooting berbahaya
dalam laga versus Australia, dan menahan penalti pada gelaran kontra Arab Saudi.
Dengan perubahan
disiplin mental dan fisik, proses Naturalisasi serta komitmen dari PSSI untuk
memajukan Timnas Garuda, kita layak menunggu untuk melihat evolusi selanjutnya
dari anak asuhan Shin Tae Yong. Jayalah Sepakbola Merah Putih.
Komentar
Posting Komentar