“Warning…Live without Warning.” Salah satu lirik dalam lagu Ada
apa Dengan Cinta…wkkk tapi boong. Itu lagu lain ya guys, kali ini saya mau
bahas grup musik yang saya dengar sejak SMP, Band yang telah menginfiltrasi
jutaan pendengar hingga ke plosok desa. Sebagai pembuktian…coba deh, nanti kalian
tanya kepada pencinta rock 90’an pasti pak RT nya mengenal Band ini. Hasil
kreasinya mampu menyesuaikan dengan perkembangan jaman, membuat band ini masih
melekat hingga kini dan karyanya masih digandrungi kalangan milenial.
Band yang mengawali debut musiknya di tahun 90’an ini sukses
merebut hati kalangan pemuda saat itu yang sedang dilanda demam musik cadas. Mtv
sebagai televise kawula muda sering menyiarkan musik rock and roll berkualitas
pada masa itu berhasil menambah tingkat popularitas band tersebut. Ayo kita
bahas Green Day.
Menurut sumber allmusic.com, hingar bingar berawal dari
pertemanan sejak kecil antara Billie Joe Armstrong (Guitar Vocal) dengan Mike
Dirnt (Bass Vocal). Mulanya mereka tergabung dalam sebuah scene punk di
California Utara yang bernama Sweet Children. Di tahun 1989, mereka bertemu Al
Sobrante sang drummer yang sekaligus menjadi cikal bakal terbentuknya Green Day.
Di awal debut mereka lahirlah album mini album 1000 hours
dilanjutkan 39/Smooth dan Slappy di tahun 1990. Di tahun 1991 mereka dikontrak
dan menggabungkan mini album mereka menjadi satu. Tahun berikutnya mereka
bertemu Tre Cool yang menggantikan Sobrante.
Setelah formasi baru terbentuk, mereka merilis debut album underground
“Kerplunk” di tahun 1992. Uniknya di album itu Green Day murni memainkan musik bernuansa
punk. Berlanjut ke Major Label dengan album Dookie di tahun 1994 yang telah
bercampur nuansa pop. Penjualannya laris manis hingga 5 juta copy, 10 juta copy
di benua Amerika dan 15 juta copy di seluruh dunia. Popularitas membawa mereka
mendapatkan penghargaan Grammy Awards di tahun 1994.
Album Green Day berikutnya seperti Insomniac, Nimrod hingga
American Idot tidak kalah seru dengan Dookie yang mereka rilis di tahun 1994. Namun
menjadi terkenal tidak menenggelamkan jiwa social sang Legenda. Ini dibuktikan
dengan meluangkan rasa kemanusiaan untuk membantu korban bencana alam, masyarakat
yang terimbas pandemic, hingga para tunawisma. Beberapa kegiatan social mereka akan
penulis Higlight dibawah ini untuk kalian simak.
Dedikasi Lagu Untuk Korban Bencana New
Orleans
Pada tahun 2006, bersama musisi senior U2, Green Day merilis
lagu “The Saint Is Coming” yang discover dari band The Skids pada tahun 1978.
Liriknya bercerita mengenai kehilangan para korban Badai Katrina yang tidak
terlihat di Televisi dan butuh bantuan. Mereka menyumbangkan hasil penjualan
lagu tersebut kepada Music Rising sebagai bagian amal dan juga untuk
mengembalikan semangat anak sekolah melalui musik.
Undian Amal
Di bulan Juni 2007, band ini mengeluarkan undian yang
berhadiah vinyl album mini berwarna pink yang pastinya sangat langka dan
bernilai tinggi. Mereka menjual tiketnya dengan seharga $10, hasil dari penjualan
undian tersebut mereka sumbangkan ke Habitat for Humanity, lembaga social yang
bergerak untuk orang yang tidak memiliki
rumah.
Sumbangan Korban Imbas
Covid 19
Dilansir dari majalah Kerrang, pada bulan maret 2020 lalu,
Billie Joe sang Front Man bergabung dengan konser amal yang dimeriahkan oleh Dave
Ghrol, Billie Elish, Mariah Carey, Backstreet Boys untuk menggalang dana bagi
korban kemanusian dampak Covid 19
Memaafkan Sang Pencuri
Mobil
Dalam sebuah kesempatan saat Live Instagram bulan Februari
lalu, Billy Joe, sang frontman Green Day mengaku telah kehilangan mobil chevy klasik kesayangan yang telah ia pakai selama 30 tahun. “Gw cuma pingin mobil gw
kembali, urusan malingnya jika tertangkap akan
gw bebaskan, karena gw tau penjara itu ga enak,” imbuhnya.
Tidak lama berselang beberapa hari setelah Live IG, sang pencuri mobil mengembalikan mobilnya di salah satu Parkiran di kota Billy tinggal.
Good job
BalasHapusMantabs gan
BalasHapus