Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2022

Green Day: Musik Berkelas dan Kemanusiaan

“Warning…Live without Warning.” Salah satu lirik dalam lagu Ada apa Dengan Cinta…wkkk tapi boong. Itu lagu lain ya guys, kali ini saya mau bahas grup musik yang saya dengar sejak SMP, Band yang telah menginfiltrasi jutaan pendengar hingga ke plosok desa. Sebagai pembuktian…coba deh, nanti kalian tanya kepada pencinta rock 90’an pasti pak RT nya mengenal Band ini. Hasil kreasinya mampu menyesuaikan dengan perkembangan jaman, membuat band ini masih melekat hingga kini dan karyanya masih digandrungi kalangan milenial. Band yang mengawali debut musiknya di tahun 90’an ini sukses merebut hati kalangan pemuda saat itu yang sedang dilanda demam musik cadas. Mtv sebagai televise kawula muda sering menyiarkan musik rock and roll berkualitas pada masa itu berhasil menambah tingkat popularitas band tersebut. Ayo kita bahas Green Day. Menurut sumber allmusic.com, hingar bingar berawal dari pertemanan sejak kecil antara Billie Joe Armstrong (Guitar Vocal) dengan Mike Dirnt (Bass Vocal). Mulanya

Merah Putih Bukan Sekedar Bendera

Semangat selalu untuk teman teman dimanapun kalian berada, balik lagi bersama saya Rian sang Blogger. Tentunya kalian sudah pasang umbul umbul dan bendera depan rumah bukan, sebagai bagian seremoni kita saat hari kemerdekaan RI. Yang jelas pasti ada sejarahnya tuh, kenapa bendera selalu dipasang ketika perayaan tertentu. Kali ini ayuk kita menilik sejarah bendera itu sendiri serta bagaimana perjuangan merah putih itu sendiri dikibarkan. Menurut sumber Britannica, pada mulanya bendera digunakan pertama kali oleh dinasti Zhou di China (1046- 256 SM). Mereka banyak mengunakan sebagai symbol kebesaran saat peperangan berupa naga atau gambar lainnya. Pada masa selanjutnya bendera banyak dipakai untuk symbol keagamaan hingga atribut Nasionalisme masing masing Negara. Menyangkut Nasionalisme Indonesia, Merah Putih memiliki makna mendalam yakni Merah berarti berani dan putih berarti Suci. Hal tersebut memiliki kesan sendiri untuk para pahlawan yang berani berjuang untuk memerdekakan bangsa

Ribuan Galaxy dan Kosmos Terlihat Jelas Tanpa Alat Bantu

Flashback ke tahun 80 atau 90’an jaman dimana publik masih sering mengandalkan teropong bintang jenis refraktor untuk mengamati kosmik bintang yang jauh. Selain itu tentunya buat kalian para penggemar astronomi pastinya ingat pada beberapa decade lalu masyarakat harus menunggu informasi dari siaran televisi mengenai gambar dan visual luar angkasa yang diperoleh dari pesawat luar angkasa. Bahkan tidak sedikit orang pergi ke Observatorium terdekat untuk mengamati lebih detail mengenai keadaan alam semesta. Seperti contoh jika kalian pernah ke planetarium atau mungkin teropong Bosscha di Bandung? Kini dengan kecanggihan teknologi, manusia mampu melihat dengan mata telanjang alam semesta beserta jajaran bintangnya dalam dosis harian hanya melalui kanal luar angkasa di Youtube. Beberapa generasi telah berhasil menemukan revolusi teknologi hasil peradaban manusia dalam memahami luar angkasa hingga Galaxi Nebula. Jika sebelumnya dengan teropong bintang konvensional public hanya mampu meng