Langsung ke konten utama

Ternyata Observasi Semesta Telah Berjalan Sejak Empat Abad Silam

Keingintahuan para astronom dunia, terlebih pemahaman seputar antariksa sangatlah tinggi, karena mereka berusaha menjangkaunya. Sebelum mereka melakukan misi, mereka akan melakukan pengamatan kepada objek angkasa yang akan mereka tuju dengan menggunakan Telescope. Dimensi dan luas yang tak terbatas membuat peneliti selalu mencari peluang adanya planet atau bintang lain pada alam semesta.

Namun tahukah anda, telescope telah digunakan para peneliti dari beberapa abad silam. Kali ini Penulis akan mencoba menyinggung hal ini dari beberapa sudut pandang berbeda dan terpercaya. Untuk memahami observasi manusia, saya akan mencoba menerangkan proses pengamatan luar angkasa tersebut. Selamat membaca, semoga bermanfaat.

Dengan perangkat ini, ilmuwan dapat memantau keadaan bumi dan juga sekelilingnya. Hal ini yang selama ini dipakai NASA dalam pengamatan terhadap benda angkasa. Bayangkan saja, jika umat manusia tidak mengetahui sebuah asteroid mendekati bumi dengan ukuran besar, maka akan terjadi hal yang tidak diinginkan. Maka dengan penemuan ini diharapkan kita dapat mengetahui keadaan sekitar alam semesta.

Telescope ditemukan oleh Hans Lippershey, seorang berkebangsaan Belanda pada tahun 1608. Teropong jenis ini merupakan alat optic yang menggunakan lensa dan cermin lengkung untuk mengamati pancaran, pantulan radiasi elektromagnetik. Penemuan ini lantas dikembangkan oleh Galileo pada tahun 1609.

Ia mulai mengarahkannya ke luar angkasa, bahkan memperbesar jarak pandang telescope hingga 20x lipat. Imbasnya, ia mendapatkan kenaikan gaji di perusahaannya. Pada abad yang sama ia berhasil meneropong Bulan beserta kawahnya, matahari, saturnus bahkan cincin Jupiter.

Setelah penemuan Galileo tadi, manusia mulai mengembangkan telescope untuk jarak pandang yang lebih jauh lagi, salah satu alat pemantau luar angkasa ternama abad ke 20 ialah telescope Hubble. Perangkat ini lebih modern, karena menggunakan teknologi komputerisasi untuk merekam serta menyimpan data yang diterima.

Selain berhasil menemukan usia alam semesta, hingga banyaknya bulan di planet Pluto, Hubble juga berhasil memantau cuaca diluar tata surya kita. Diluncurkan pada tahun 1990, dan telah berakhir pada periode 30 tahun atau sekitar 2020 lalu. Jarak pandang Hubble ialah 13,4 miliar tahun cahaya.

Webb VS Hubble(NASA)

Para ilmuwan NASA melanjutkan pengamatan mereka mengenai luar angkasa dengan meluncurkan telescope terbarunya yang bernama James Webb. Alat ini dibuat berdasar suksesnya Hubble yang telah melakukan pengamatan sebanyak 1,4 juta kali. Ilmuwan berharap dengan telscopenya, manusia dapat menjelajah hingga planet EXO, atau planet diluar tata surya.

Bernama James Webb Space Technology atau (JWST), perkakas canggih ini dibuat lebih kompleks dari pendahulunya Hubble. Perangkat ini menggunakan 18 lensa berbentuk hexagonal yang memungkinkan pandangannya lebih luas dari pendahulunya.

Menurut website NASA, Webb merupakan telescope dengan spectrum inframerah, yang berarti lebih holistik jangkauan pandangannya, serta lebih sensitive. Telescope ini didesain untuk nantinya mengungkap Blackhole serta terjadinya alam semesta.

Source: NASA

Perangkat ini akan diletakan 1,5 juta km dari bumi, berbeda dengan pendahulunya yang berada dekat bumi. Menurut sumber NASA Webb merupakan penerus dari Hubble karena akan meneruskan apa yang telah diobservasi Hubble selama ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seri Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia : Potret Kesederhanaan dan Toleransi Dunia

Pemimpin Tertinggi umat Katolik, Paus Fransiskus telah menyelesaikan perjalanan Apostolik Asia Pasifik ke Indonesia tanggal 6 September 2024 lalu. Tur ini merupakan serangkaian kunjungan selain ke Papua Nugini, Timor Leste, serta Singapura. Kedatangan Paus ke Indonesia tahun ini merupakan kali ketiga setelah Tur Paus Paulus VI pada tahun 1970, dan Paus Santo Yohanes Paulus II di tahun 1989. Pemilihan Indonesia sebagai destinasi pertama ke Asia Pasifik merupakan sesuatu hal yang menarik, mengingat Indonesia merupakan negara dengan mayoritas Muslim terbesar seluruh dunia. Kunjungan kali ini menyisakan beberapa kesan mendalam bagi banyak kalangan, pasalnya selain memberikan contoh kesederhanaan, Paus juga memberi pesan perdamaian, khususnya untuk publik Indonesia. Hal tersebut dicontohkan saat Pemimpin Hirarki tertinggi umat Katolik hanya menggunakan pesawat komersial sebagai transportasi menuju Asia. Paus menggunakan maskapai ITA Airways yang membutuhkan waktu satu hari untuk sam...

Giveaway Gitar pada Beberapa Konser Green Day, Akankah Momen Ini Terjadi di Jakarta?

Musisi kenamaan Green Day resmi mengumumkan Tournya ke Indonesia. Lewat laman promotor terkemuka Indonesia, Ravel Entertainment, Band beranggotakan Billie Joe Armstrong (Vocal Gitar), Mike Dirnt (Bass), dan Tree Cool (Drum) mengkonfirmasi akan berangkat manggung di Ancol Jakarta pada bulan Februari 2025 mendatang. Informasi terkait konser diumumkan pihak promotor lewat situs greendayjkt.com.  Jika mendengar nama grup ini, saya teringat pengalaman mendengarkan musik hingga membawakan lagu mereka ketika pentas seni. Lirik lagu yang bercerita tentang kehidupan, kemanusiaan, politik, social hingga percintaan sangat menarik perhatian para pecinta maupun pelaku industri musik. Vibes yang positif dan gairah muda menjadi magnet tersendiri bagi band ini. Dalam kiprah musik internasional, Green Day telah menyabet beberapa penghargaan kelas dunia seperti Grammy Award, MTV Music Award, Nickelodeon Kids, Billboard Music, Kerrang Award, American Music Award, Iheart Music Award hingga Brit Mu...

Format Baru Timnas Indonesia Racikan Coach Shin Tae Yong Siap Goyang Sepakbola Internasional

Timnas Indonesia menunjukan kemajuan performa yang sangat signifikan saat menahan imbang tim raksasa sepakbola seperti Australia dan Arab Saudi dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Evolusi ini lantaran pelatih Shin Tae Yong yang dianggap sukses menerapkan strategi jitu-nya untuk pasukan Garuda. Menurut sumber Media Indonesia, STY berhasil melakukan revolusi fisik dan mental terhadap pemain timnas Indonesia. Pelatih asal Korsel tersebut berani memotong para pemain senior yang tidak disiplin, dan menggantinya dengan pemain muda. Faktor lain dalam kebangkitan tim nasional merah putih ialah Naturalisasi. Dengan langkah ini, Indonesia yang tadinya hanya mampu memperlihatkan kualitas permainan saat menghadapi timnas Asia Tenggara, kini mampu bersaing menghadapi tim raksasa dari luar area. Sejak tahun 2020, tercatat sedikitnya 19 pemain Naturalisasi Timnas Indonesia yang berlaga untuk ajang internasional. Menurut sumber bola.com, keseluruhan pemain naturalisasi adalah pema...