Langsung ke konten utama

Musisi Virtual Siap Unggul di Industri Hiburan

Semua hal biasa dapat diubah menjadi luar biasa dengan aplikasi editing, mulai dari iklan hingga film animasi. Banyak film yang pengerjaannya menggunakan CGI berteknologi tinggi. Contoh saja Transformer yang mampu memukau jutaan penonton sehingga mendapatkan beberapa kali penghargaaan MTV Awards dan VES Awards. 

Hal Ini menunjukan animo yang luar biasa dari masyarakat terhadap karya para konten kreator. Belum lagi dengan film lainnya seperti Finding Nemo, Marvel superheroes, Frozen, yang namanya melejit di industri hiburan.

Seiring kemajuan jaman, sang konten creator mempunyai ide yang lebih inovatif lagi dalam menyuguhkan karyanya ke hadapan public. Sejak revolusi industry 4.0, para seniman mulai berinovasi lebih ke arah visual seperti CGI. 

Dengan penampilan berbeda, para pekerja seni mencoba menyajikan hal yang diluar nalar manusia pada umumnya. Tidak tanggung tanggung, karya virtual mereka dijadikan layaknya manusia yang memiliki kehidupan sosial pada umumnya. Seperti apa?

Saat ini ada beberapa musisi jenius yang sudah menelurkan karya imajiner mereka. Contohnya saja Damon Albarn, musisi kenamaan Inggris dari Band Blur. Albarn sendiri merupakan musisi kawakan yang namanya mondar mandir di jagat musik international. 

Bersama temannya dari Sussex Inggris, Jamie Hewlet seorang animator yang juga illustrator, ia membentuk sebuah band virtual pada tahun 1998. Mereka menggabungkan visual, marketing, dan musik tentunya yang menjadi satu paket entertainment.

Pria yang baru saja mendapatkan gelar Phd ini menamakan karya musisi visual pertama di dunia dengan “The Gorrillas”. Band ini sukses menghasilkan beberapa hits yang mendapatkan beberapa penghargaan seperti Brit Award, MTV Award hingga Grammy Awards. 

Mengusung genre pop elektronik, perbedaan musik Gorillas sangat terasa dibanding musik pop pada umumnya. Grup ini terdiri dari 2-D pada vocal, Noodle pada Lead Gitar, Murdoc Niccals pada Bass dan Russel Hobs pada drum.

Sementara itu di benua amerika, ada musisi visual terbaru bernama Louisa Miquela. Tokoh imajiner yang ini dibentuk oleh musisi dan satu seniman visual. Hampir mirip dengan Gorillaz, Miquela lebih terasa hidup seperti musisi pada umumnya. 

Tokoh ini seringkali tampil untuk interview di beberapa televisi swasta bahkan menjadi Influencer serta Selebgram. Momen ini menjadikan Louisa Miquela menjadi musisi virtual kedua yang akan menancapkan bendera di kancah musik internasional. 

Ditambah suguhan koreografi yang handal, tokoh imajiner ini makin memukau banyak penikmat musik dance. Robot ini sendiri diproduksi oleh Trevor Mqfedries seorang DJ beserta Sara Decou, seorang seniman visual.

Miquela tergolong unik, pasalnya ia adalah artis visual pertama yang juga merupakan aktivis social di dunia maya. Beberapa kali ia menyerukan kampanye tentang “Black Lives Matter”, yaitu kampanye anti rasial yang sedang dikampanyekan di AS. 

Artis virtual berusia 19 tahun sampai saat ini telah memiliki dua juta followers di Instagram. Miquela sendiri dilaporkan telah berkolaborasi dengan musisi Sigma dan sederet musisi papan atas dunia lainnya.

Selain itu, keseharian si artis CGI ini seperti manusia biasa pada umumnya yang hangout, makan, bermain bersama rekan artis lainnya, hidup seperti halnya manusia biasa. 

Belum lama ini Miquela juga menyempatkan untuk perform dalam sebuah festival keren dunia “Lollapaloza”, sebuah festival musik international yang diadakan di tiap tahun selama 4 hari berturut turut. 

Disana ia membawakan lagu “Hard Feelings”, sebuah lagu yang mengisahkan patah hatinya terhadap seorang pria.

Beberapa pakar dari Betaworks mengatakan, bukan tidak mungkin artis virtual menjadi masa depan dunia entertainment. 

Menurut mereka, musisi visual pun dapat dioperasikan oleh sebuah AI, Artificial Intelligence, yang akan menggerakan seluruh komponen layaknya manusia. 

Berarti musisi virtual akan berdiri sendiri nantinya tanpa bantuan tangan manusia. Get Ready to Virtualize.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Museum dengan Segudang Koleksi Boneka Tangan dari Berbagai Penjuru Dunia

Rasanya menyenangkan jika sejenak berjalan ke beberapa tempat yang memiliki citarasa seni yang tinggi, karena dengan demikian, sudah merefresh pikiran. Kali ini penulis meluangkan waktu untuk mengunjungi Museum Wayang yang terletak di Kota Tua, Jakarta. Awal masuk ke museum ini anda akan dihadapkan dengan Boneka Festival dengan tinggi sekitar 3 meter yang menjadi welcome bagi para pengunjung. Setelahnya, anda akan melalui lorong yang penuh dengan etalase yang berisi wayang dari dalam dan luar negeri. Keluar dari lorong, tepatnya di lantai dua terdapat banyak etalase yang menyimpan ratusan wayang dan boneka tangan dari seluruh negeri. Seketika itu rasa seni saya mulai tergugah karena estetika yang tinggi dari setiap wayang yang dipamerkan. Menurut sumber Detik.com, Wayang sendiri pertama kali digelar di Indonesia pada abad ke 10, di masa pemerintahan Raja Kahuripan yang mengisahkan cerita rakyat mengenai kisah Ramayana dan Mahabarata. Wayang diadopsi dari Boneka tangan atau Pupp

Seri Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia : Potret Kesederhanaan dan Toleransi Dunia

Pemimpin Tertinggi umat Katolik, Paus Fransiskus telah menyelesaikan perjalanan Apostolik Asia Pasifik ke Indonesia tanggal 6 September 2024 lalu. Tur ini merupakan serangkaian kunjungan selain ke Papua Nugini, Timor Leste, serta Singapura. Kedatangan Paus ke Indonesia tahun ini merupakan kali ketiga setelah Tur Paus Paulus VI pada tahun 1970, dan Paus Santo Yohanes Paulus II di tahun 1989. Pemilihan Indonesia sebagai destinasi pertama ke Asia Pasifik merupakan sesuatu hal yang menarik, mengingat Indonesia merupakan negara dengan mayoritas Muslim terbesar seluruh dunia. Kunjungan kali ini menyisakan beberapa kesan mendalam bagi banyak kalangan, pasalnya selain memberikan contoh kesederhanaan, Paus juga memberi pesan perdamaian, khususnya untuk publik Indonesia. Hal tersebut dicontohkan saat Pemimpin Hirarki tertinggi umat Katolik hanya menggunakan pesawat komersial sebagai transportasi menuju Asia. Paus menggunakan maskapai ITA Airways yang membutuhkan waktu satu hari untuk sam

Dua Aplikasi Chatbot AI yang Diunggulkan Sebagai Mesin Pengolah Informasi

Tentunya sebagai manusia modern, kita wajib mengetahui ekosistem teknologi yang berlaku saat ini. Terlebih jaman disrupsi, dimana hampir semua lini aktivitas beradaptasi dengan teknologi terbaru, seperti AI atau yang disebut "kecerdasan buatan." Seseorang yang membutuhkan akses informasi, tentunya akan mencari beberapa sumber seperti buku dan sejarah. Dengan bantuan teknologi AI, kita tidak harus bersusah payah untuk mencari sumber buku seperti keluar rumah, atau ke perpustakaan. Menggunakan AI atau Artificial Intelligence, Chatbot berfungsi sebagai mesin obrolan otomatis setiap pertanyaan dari pembaca. Seperti halnya customer service online yang mampu berdialog hingga masa kerja 24/7 (dibaca: 24 jam selama seminggu). Selain masa kerja yang lebih panjang, Chatbot mampu menggantikan posisi seorang customer service sehingga mampu memeberikan kenyamanan bagi para pengguna. Kini ada dua sumber kurasi atau pengumpul data yang sedang trending sebagai bahan referensi dalam m