Langsung ke konten utama

Goresan Goresan Setan di Tubuh Robbie



Eksorsime, apakah anda pernah mendengarnya? Atau mungkin anda pernah mendengar istilah kesurupan yang tak padam begitu saja? Mungkin anda akan mengingat sebuah film Horor Amerika yang menceritakan tentang seorang anak perempuan kesurupan akut, yang membuat keadaan rumah tangganya kacau. Film sukses pada era 70'an ini diambil dari novel karya William Peter Blatty.

Film ini diilhami dari kisah nyata anak laki-laki berusia 13 tahun yang bernama Robbie Doe. Awal mulanya ia terganggu dengan suara aneh yang dikira keluarganya sebagai suara tikus yang sedang mengerat. Sesekali ia mendengar suara tersebut seperti orang sedang menggaruk-garuk. Memang, rumahnya dipenuhi oleh tikus berkeliaran, maka keluarga Robbie berinisiatif untuk membasmi hama-hama tersebut.

Tidak membuat keadaan lebih baik, justru suara-suara aneh tersebut terdengar semakin keras seperti seseorang yang sedang berjalan di lorong-lorong. Ditambah lagi, tempat tidur Robbie berguncang keras dan selimut yang terobek-robek menjadi dua, ketika orangtuanya menghampirinya Robbie, Robbie bahkan mengamuk dengan mendorong tempat tidurnya.


Robbie sendiri diceritakan gemar bermain papan Ouija, yakni papan yang dipercaya dapat menjadi jembatan komunikasi antara manusia dengan dengan roh halus. Ia diajarkan oleh Bibinya, yaitu Bibi Tillie, Tillie sendiri aktif dalam dunia supranatural dan ghaib. Orangtua Robbie meyakini bahwa roh Bibi Tillielah yang merasuki Robbie.

Karena sejak kecil Robbie dibabtis sebagai seorang Lutheran, maka orang tuanya meminta bantuan pelayan rohani Lutheran dan satu orang Rabbi untuk mengobatinya. Selama pengobatan sedang berlangsung, Robbie terlihat semakin aneh ketika tiba-tiba ia berbicara dalam dua bahasa kuno yaitu; Hebrew dan Aramaic! bahasa kuno Palestina. Yang menjadi pertanyaan, mengapa anak laki-laki berumur 13 tahun dari Maryland, dapat belajar bahasa kuno tersebut?

Namun pengobatan tersebut tidak membuahkan hasil, bahkan para pelayan keagamaan menyarankan supaya Robbie dibawa ke dokter atau Psikolog untuk gejala yang dialaminya.

Orang tua Robbie kemudian melanjutkan pengobatan dengan meminta pertolongan dari Gereja Katolik setempat. Robbie mendapatkan bantuan dari asisten pastur, namun ia pun masih ragu-ragu apakah dapat menolong Robbie. Lalu ia menulis surat kepada Pastur senior untuk diberitahukan perihal pengusiran roh jahat. Ia menyuruh orang tuanya untuk memberkati kamar Robbie dengan air suci.

Untuk menambah legalitas kekuatan pengobatan, Robbie pun dibaptis masuk Katolik. Eksorsime pun segera dilakukan oleh pastur-pastur yang diketahui nama-namanya; Rev. William S. Bowdern, S.J. Pastur Bishop dan pastur Lawrence Kenny. Eksorsime sendiri diambil dari kata "Exorcism" yang berarti pengusiran kuasa roh jahat melalui doa bahasa latin dan Salib Suci.
Dalam terapi ini, para pastur selalu datang ke tempat Robbie ketika Robbie tidur. Mereka kemudian mengucapkan doa-doa dalam bahasa Latin dan menyirami Robbie dengan air suci dan Salib suci yang ditempelkan ke kening Robbie. Namun selama Eksorsisme berlangsung, roh-roh jahat kian membabi-buta ketika Robbie terlihat kesurupan keras dan timbul goresan-goresan darah bertuliskan "St. Louis" pada dada Robbie dan bagian lainnya terdapat tulisan "Yes". Setelah itu banyak lagi tulisan-tulisan setan seperti "Hell" dan "Demond" disekujur tubuh Robbie. Walaupun proses eksorsisme tersebut bukanlah hal mudah, , eksorsime pun akhirnya berhasil dilaksanakan. Pada akhir proses Exorcism, Robbie berbicara seolah-olah ia adalah St. Michael (Santo pelindung dalam Katolik) yang mengatakan "Keluarlah setan dari badan anak ini". Akhirnya Robbie berangsur-angsur normal. ini memerlukan waktu hingga 7 minggu. Menurut manuskrip seorang pastur di St. Louis, ada sekitar 26 saksi yang menyaksikan peristiwa mengerikan ini terjadi

Setelah lewat dari peristiwa kelam tersebut, ia dan keluarganya dikabarkan pindah ke sebuah kota di Washington D.C. Disana, keluarganya memulai hidup baru yang bahagia, dan Robbie tumbuh seperti anak muda yang normal pada era-nya. Bahkan ia tidak mengingat masa lalu kelamnya. .




Dokumentasi tambahan: prairieghosts.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Museum dengan Segudang Koleksi Boneka Tangan dari Berbagai Penjuru Dunia

Rasanya menyenangkan jika sejenak berjalan ke beberapa tempat yang memiliki citarasa seni yang tinggi, karena dengan demikian, sudah merefresh pikiran. Kali ini penulis meluangkan waktu untuk mengunjungi Museum Wayang yang terletak di Kota Tua, Jakarta. Awal masuk ke museum ini anda akan dihadapkan dengan Boneka Festival dengan tinggi sekitar 3 meter yang menjadi welcome bagi para pengunjung. Setelahnya, anda akan melalui lorong yang penuh dengan etalase yang berisi wayang dari dalam dan luar negeri. Keluar dari lorong, tepatnya di lantai dua terdapat banyak etalase yang menyimpan ratusan wayang dan boneka tangan dari seluruh negeri. Seketika itu rasa seni saya mulai tergugah karena estetika yang tinggi dari setiap wayang yang dipamerkan. Menurut sumber Detik.com, Wayang sendiri pertama kali digelar di Indonesia pada abad ke 10, di masa pemerintahan Raja Kahuripan yang mengisahkan cerita rakyat mengenai kisah Ramayana dan Mahabarata. Wayang diadopsi dari Boneka tangan atau Pupp

Seri Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia : Potret Kesederhanaan dan Toleransi Dunia

Pemimpin Tertinggi umat Katolik, Paus Fransiskus telah menyelesaikan perjalanan Apostolik Asia Pasifik ke Indonesia tanggal 6 September 2024 lalu. Tur ini merupakan serangkaian kunjungan selain ke Papua Nugini, Timor Leste, serta Singapura. Kedatangan Paus ke Indonesia tahun ini merupakan kali ketiga setelah Tur Paus Paulus VI pada tahun 1970, dan Paus Santo Yohanes Paulus II di tahun 1989. Pemilihan Indonesia sebagai destinasi pertama ke Asia Pasifik merupakan sesuatu hal yang menarik, mengingat Indonesia merupakan negara dengan mayoritas Muslim terbesar seluruh dunia. Kunjungan kali ini menyisakan beberapa kesan mendalam bagi banyak kalangan, pasalnya selain memberikan contoh kesederhanaan, Paus juga memberi pesan perdamaian, khususnya untuk publik Indonesia. Hal tersebut dicontohkan saat Pemimpin Hirarki tertinggi umat Katolik hanya menggunakan pesawat komersial sebagai transportasi menuju Asia. Paus menggunakan maskapai ITA Airways yang membutuhkan waktu satu hari untuk sam

Dua Aplikasi Chatbot AI yang Diunggulkan Sebagai Mesin Pengolah Informasi

Tentunya sebagai manusia modern, kita wajib mengetahui ekosistem teknologi yang berlaku saat ini. Terlebih jaman disrupsi, dimana hampir semua lini aktivitas beradaptasi dengan teknologi terbaru, seperti AI atau yang disebut "kecerdasan buatan." Seseorang yang membutuhkan akses informasi, tentunya akan mencari beberapa sumber seperti buku dan sejarah. Dengan bantuan teknologi AI, kita tidak harus bersusah payah untuk mencari sumber buku seperti keluar rumah, atau ke perpustakaan. Menggunakan AI atau Artificial Intelligence, Chatbot berfungsi sebagai mesin obrolan otomatis setiap pertanyaan dari pembaca. Seperti halnya customer service online yang mampu berdialog hingga masa kerja 24/7 (dibaca: 24 jam selama seminggu). Selain masa kerja yang lebih panjang, Chatbot mampu menggantikan posisi seorang customer service sehingga mampu memeberikan kenyamanan bagi para pengguna. Kini ada dua sumber kurasi atau pengumpul data yang sedang trending sebagai bahan referensi dalam m