Kebudayaan pop berkembang pesat khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini dapat dilihat dalam pola media lokal menyajikan tayangannya yang menjadi konsumsi publik tiap hari.
Suburnya budaya pop di negara berkembang disebabkan oleh kemampuan intelektualitas yang terbatas bagi sebagian masyarakat, sehingga mengakibatkan filterisasi yang masih minim terhadap kebudayaan-kebudayaan baru.
Budaya pop, yang lahir dan besar dari "rahim modernitas", sering diartikan sebagai budaya massa. Kadangkala, budaya pop didefinisikan sebagai budaya yang berlawanan dengan nilai-nilai luhur. Bahkan, ada pula yang menyebut budaya pop sebagai budaya komersial. Budaya pop adalah budaya rakyat??
Ada dua karakter yang dimiliki budaya pop.
Pertama, ia bersifat instant, memberikan pemuasan sesaat, pasif dan cenderung dangkal (Julia, 2000:33). Maka tak jarang budaya ini, dipenuhi oleh instrik seksualitas dan konsumerisme.
Kedua, budaya ini juga bersifat massa, sehingga penyebarannya di tengah masyarakat sedemikian cepat.
Macmillan mendefinisikan pop kultur sebagai "the types of entertainment that most people in a society enjoy, for example films, television programmes, and popular music".
Dari pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan, budaya pop sendiri berkembang melalui media massa yang notabene ingin meraup profit sebanyak-banyaknya untuk perusahaan mereka. Untuk meraih keuntungan dari media, dibutuhkan daya tarik yang tinggi dari audience guna memperoleh keuntungan komersial.
Pornografi, kekerasan, dan konsumerisme nampaknya menjadi indikasi dari infiltrasi budaya tersebut. Dampak kognitif dari kebudayaan tersebut ialah dimana manusia "berimajinasi liar" dan menerapkannya pada kehidupannya sehari-hari, hal tersebut tentu akan melunturkan budaya asli dengan migrasi budaya Pop itu sendiri.
Dengan contoh tayangan-tayangan infotaintment dan reality show yang berkembang saat ini di Indonesia, budaya Pop mampu menyuguhkan apa yang dibutuhkan oleh pemirsa televisi dengan menyuguhkan gosip-gosip terpanas tentang perselingkuhan rumah tangga, kekerasan, dan tayangan pornografi.
Jelas budaya ini bukanlah label dari Hasil Paradigma Bangsa, yang menjunjung tinggi asas kesopanan dan tenggang rasa. Namun Budaya Pop bisa menjadi hal positif jika digunakan untuk mempopulerkan budaya Indonesia sendiri, seperti; batik yang kini menurut hasil keputusan UNESCO adalah hasil warisan asli negara Indonesia. Kita dapat mengemas batik dengan trend pop fashion. (rian)
Quotation : Macmillandictionary.com, politikana.com, google.com
Suburnya budaya pop di negara berkembang disebabkan oleh kemampuan intelektualitas yang terbatas bagi sebagian masyarakat, sehingga mengakibatkan filterisasi yang masih minim terhadap kebudayaan-kebudayaan baru.
Budaya pop, yang lahir dan besar dari "rahim modernitas", sering diartikan sebagai budaya massa. Kadangkala, budaya pop didefinisikan sebagai budaya yang berlawanan dengan nilai-nilai luhur. Bahkan, ada pula yang menyebut budaya pop sebagai budaya komersial. Budaya pop adalah budaya rakyat??
Ada dua karakter yang dimiliki budaya pop.
Pertama, ia bersifat instant, memberikan pemuasan sesaat, pasif dan cenderung dangkal (Julia, 2000:33). Maka tak jarang budaya ini, dipenuhi oleh instrik seksualitas dan konsumerisme.
Kedua, budaya ini juga bersifat massa, sehingga penyebarannya di tengah masyarakat sedemikian cepat.
Macmillan mendefinisikan pop kultur sebagai "the types of entertainment that most people in a society enjoy, for example films, television programmes, and popular music".
Dari pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan, budaya pop sendiri berkembang melalui media massa yang notabene ingin meraup profit sebanyak-banyaknya untuk perusahaan mereka. Untuk meraih keuntungan dari media, dibutuhkan daya tarik yang tinggi dari audience guna memperoleh keuntungan komersial.
Pornografi, kekerasan, dan konsumerisme nampaknya menjadi indikasi dari infiltrasi budaya tersebut. Dampak kognitif dari kebudayaan tersebut ialah dimana manusia "berimajinasi liar" dan menerapkannya pada kehidupannya sehari-hari, hal tersebut tentu akan melunturkan budaya asli dengan migrasi budaya Pop itu sendiri.
Dengan contoh tayangan-tayangan infotaintment dan reality show yang berkembang saat ini di Indonesia, budaya Pop mampu menyuguhkan apa yang dibutuhkan oleh pemirsa televisi dengan menyuguhkan gosip-gosip terpanas tentang perselingkuhan rumah tangga, kekerasan, dan tayangan pornografi.
Jelas budaya ini bukanlah label dari Hasil Paradigma Bangsa, yang menjunjung tinggi asas kesopanan dan tenggang rasa. Namun Budaya Pop bisa menjadi hal positif jika digunakan untuk mempopulerkan budaya Indonesia sendiri, seperti; batik yang kini menurut hasil keputusan UNESCO adalah hasil warisan asli negara Indonesia. Kita dapat mengemas batik dengan trend pop fashion. (rian)
Quotation : Macmillandictionary.com, politikana.com, google.com
Komentar
Posting Komentar