“Halo cewe, boleh gak gabung, kebetulan saya juga cuma berdua doang sama temen, biar rame gitu..,” Kira- kira begitulah ucapan seorang pria yang coba mendekati dua orang perempuan disebelah, lantas mereka merespon, “Ehmm…boleh aja, yang penting bangkunya muat sih.” Dari sanalah akhirnya mereka duduk bareng dalam satu meja, hingga akhirnya obrolan berlanjut menjadi sebuah permainan pertemanan baru . Inilah percakapan yang saya dengar ketika saya menghadiri sebuah acara di salah satu restaurant di kawasan Jakarta. Sesaat penulis menghabiskan makanan ringan, dengan cepat anak gaul Jakarta terlihat sudah mengerumuni gerai disembari permainan kartu, kopi darat, maupun canda tawa. Kawula muda hilir mudik dengan dandanan parlente berikut parfum tercium sangar. Mereka tertawa lepas dalam perbincangan di atas meja yang disediakan, hal ini tak jarang membuat beberapa dari mereka lupa waktu. Tingginya animo pengunjung disebabkan restaurant siap saji tersebut kerap dijadikan sarana untuk p